Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus.
Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah :
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
* Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
* Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
2. Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4. Sebagai alat kontrol Sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Fungsi bahasa secara khusus :
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2. Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
4. Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.
KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting yang tercantum didalam :
1. Ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 dengan bunyi, “ Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.
2. Undang- Undang Dasar RI 1945 Bab XV (Bendera, Bahasa, dan lambing Negara, serta Lagu Kebangsaan) Pasal 36 menyatakan bahwa “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.
Maka kedudukan bahasa Indonesia sebagai :
1. Bahasa Nasional
Kedudukannya berada diatas bahasa- bahasa daerah. Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai :
· Lambang kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
· Lambang Identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
· Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
· Alat penghubung antarbudaya antardaerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai.
2. Bahasa Negara (Bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia)
Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai :
· Bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
· Bahasa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan.
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
· Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
· Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.
A.
Fonem
Bahasa Indonesia
Fonem
adalah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat membedakan arti. Ilmu yang
mempelajari tentang fonem disebut fonemik. Fonemik merupakan bagian dari
fonologi. Fonologi ini khusus mempelajari bunyi bahasa. Untuk mengetahui suatu fonem
harus diperlukan pasangan minimal.
Contoh:
harus – arus ? /h/ adalah fonem
karena membedakan arti kata harus dan arus
Fonem
dalam bahasa Indonesia terdiri atas vokal dan konsonan. Vokal adalah bunyi
ujaran yang tidak mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru-paru.
Vokal
dibagi menjadi dua, yaitu vokal tunggal
(monoftong) yang meliputi a, i, u, e, o dan vokal rangkap (diftong),
yang meliputi ai, au, oi.
Konsonan
adalah bunyi ujaran yang dihasilkan dari paru-paru dan mengalami rintangan saat
keluarnya. Contoh konsonan antara lain p, b, m, w, f, v, t, d, n, c, j, k, g,
h. Konsonan rangkap disebut kluster. Contoh kluster pada kata drama, tradisi,
film, modern.
Perubahan
fonem bahasa Indonesia bisa terjadi karena pengucapan bunyi ujaran memiliki
pengaruh timbal balik antara fonem yang satu dengan yang
lain. Macam perubahan
fonem antara lain
(1) alofon; (2) asimilasi;
(3) desimilasi; (4)
diftongisasi; (5) monoftongisasi; (6) nasalisasi.
- Alofon adalah variasi fonem karena pengaruh lingkungan suku kata. Contoh : simpul-simpulan. Fonem /u/ pada kata [simpul] berada pada lingkungan suku tertutup dan fonem /u/ pada kata [simpulan] berada pada lingkungan suku terbuka. Jadi, fonem /u/ mempunyai dua alofon, yaitu [u] dan (u).
- Asimilasi adalah proses perubahan bunyi dari tidak sama menjadi sama atau hampir sama. Contoh: in + moral ? immoral ? imoral.
- Desimilasi adalah proses perubahan bunyi yang sama menjadi tidak sama. Contoh : sajjana menjadi sarjana.
- Diftongisasi adalah perubahan monoftong menjadi diftong. Contoh: anggota menjadi anggauta.
- Monoftongisasi adalah proses perubahan diftong menjadi monoftong. Contoh: ramai, menjadi rame.
- Nasalisasi adalah persengauan atau proses memasukkan huruf nasal (n, m, ng, ny) pada suatu fonem. Contoh : me/m/ pukul menjadi memukul.
B.
Membedakan
dan Melafalkan Fonem Bahasa Indonesia
Secara
umum bunyi bahasa dibedakan atas vokal, konsonan, dan semi- vokal. Perbedaan
antara vokal dan konsonan didasarkan pada ada atau tidaknya hambatan (proses
artikulasi) pada alat bicara. Agar lebih jelas, Anda dapat melihat tabel
berikut.
|
Vokal
|
Konsonan
|
|
Ø Bunyi yang
tidak disertai hambatan pada
alat bicara. Hambatan hanya
terdapat pada pita suara.
Ø Tidak terdapat
artikulasi
Ø Semua vocal dihasilkan
dengan bergetarnya pita suara.
Dengan demikian, semua vokal
adalah bunyi suara.
|
Ø Bunyi yang dibentuk
dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara.
Ø Terdapat artikulasi.
Ø Konsonan bersuara
adalah konsonan yang dihasilkan dengan bergetarnya pita suara. Konsonan
tidak bersuara adalah
konsonan yang dihasilkan tanpa
bergetarnya pita suara.
|
1.
Vokal
Bunyi vokal
dibedakan berdasarkan posisi
tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, struktur,
dan bentuk bibir. Dengan demikian, bunyi
vokal tidak dibedakan
berdasarkan posisi artikulatornya karena pada bunyi vokal tidak terdapat artikulasi.
Artikulator adalah bagian alat ucap yang dapat bergerak. Klasifikasi vokal
sebagai berikut.
a.
Vokal
berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah.
b.
Vokal berdasarkan
bagian lidah (depan,
tengah, belakang) yang bergerak (gerak naik turunnya lidah).
c.
Vokal
berdasarkan posisi strukturnya
Struktur
adalah keadaan hubungan posisional artikulator aktif dan artikulator pasif.
Artikulator aktif adalah
alat ucap yang
bergerak menuju alat ucap yang lain saat membentuk bunyi bahasa.
Artikulator pasif adalah alat ucap yang dituju oleh artikulator aktif saat mem
bentuk bunyi bahasa.
Dalam
bunyi vokal tidak terdapat artikulasi, maka struktur untuk vokal ditentukan
oleh jarak lidah
dengan langit-langit. Menurut strukturnya, vokal dapat dibedakan
seperti uraian berikut.
1)
Vokal
tertutup (close vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat
setinggi mungkin mendekati langit-langit. Vokal tertutup antara lain [ i ], [ u
].
2)
Vokal
semitertutup (half-close) yaitu vokal
yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga di bawah
tertutup atau dua per tiga di atas vokal terbuka. Vokal semitertutup antara
lain [ e ], [ o ], [ I ], [ U ].
3)
Vokal
semiterbuka (half-open) yaitu vocal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam
ketinggian sepertiga di atas terbuka atau dua per tiga di bawah vokal tertutup.
Vokal semiterbuka antara lain [ a ], [
], [ c ].
4)
Vokal terbuka
(open vowels) yaitu vokal
yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin.
Vokal terbuka adalah [ a ].
d.
Vokal
berdasarkan bentuk bibir saat vokal diucapkan.
|
Bunyi
vokal dapat diucapkan dengan memanjangkan
atau memendekkan vokal tersebut. Pemanjangan dan pemendekan pengucapan vokal
dapat mengubah maksud pembicaraan. Pemanjangan vokal diberi tanda [ . . . ] di
atas bunyi yang dipanjangkan atau tanda [ . . . : ] di samping kanan bunyi yang
dipanjangkan.
Contoh:
Frasa
tatap muka [ t a t a p ] [ m u k a ]
bila vokal [ u ] dilafalkan pendek maka
akan bermakna bertemu . Namun,
jika vokal [
u ] dilafalkan memanjang [ t a t a p ] [ m u : ]
[ k a ] maka akan menimbulkan makna menatapmu dan bunyi [ k a ] seakan-akan menghilang.
Dalam
kehidupan sehari-hari pemanjangan dan pemendekan vokal jarang ditemui.
Pemanjangan dan pemendekan vokal biasa ditemui dalam dunia hiburan, seperti
pada dagelan atau acara humor dan komedi.
2.
Konsonan
Konsonan dapat dibedakan
menurut:
a.
cara
hambat (cara artikulasi) atau cara pengucapannya;
b.
tempat
hambat (tempat artikulasi);
c.
hubungan
posisional antara penghambat-penghambat atau hubungan antara artikulator pasif;
dan bergetar tidaknya pita suara.
Klasifikasi
konsonan berdasarkan cara pengucapan atau cara artikulasi seperti uraian
berikut.
a.
Konsonan
Hambat Letup (Stops, Plosives)
Konsonan hambat
letup ialah konsonan
yang terjadi dengan hambatan penuh
arus udara. Kemudian,
hambatan itu dilepaskan secara tiba-tiba. Berdasarkan
tempat artikulasi, konsonan hambat letup dibedakan seperti berikut.
1)
Konsonan hambat
letup bilabial. Konsonan
ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan
artikulator pasifnya bibir atas. Bunyi yang dihasilkan [ p, b ].
2)
Konsonan
hambat letup apiko-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya ujung
lidah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang dihasilkan [ t, d ].
3)
Konsonan
hambat letup apiko-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya
ujung lidah dan artikulator pasifnya langit- langit keras (langit-langit atas).
Bunyi yang dihasilkan [ t , d ]. [ t ] .
. . ditulis th sedangkan [ d ]
ditulis dh. .
4)
Konsonan
hambat letup medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya
tengah lidah dan artikulator pasifnya langit- langit keras. Bunyi yang
dihasilkan [ c, j ].
5)
Konsonan hambat
letup dorso-velar. Konsonan
ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal lidah dan
artikulator pasifnya langit- langit
lunak (langit-langit bawah).
Bunyi yang dihasilkan [ k, g ].
6)
Konsonan
hamzah. Konsonan ini terjadi dengan menekan rapat yang satu terhadap yang lain
pada seluruh pita suara, langit-langit lunak beserta anak tekak di tekan ke
atas sehingga arus udara terhambat beberapa saat. Bunyi yang dihasilkan [ ? ].
b.
Konsonan
Nasal (Sengau)
Konsonan nasal (sengau)
ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat rapat (menutup) jalan udara dari
paru-paru melalui rongga hidung. Bersama dengan itu langit-langit lunak beserta
anak tekaknya diturunkan sehingga udara keluar melalui rongga hidung.
Berdasarkan tempat artikulasinya, konsonan nasal dibedakan sebagai berikut.
1)
Konsonan nasal
bilabial. Konsonan ini
terjadi jika artikulator aktifnya bibir
bawah dan artikulator
pasifnya bibir atas.
Nasal yang dihasilkan [ m
].
2)
Konsonan
nasal medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya tengah
lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras. Nasal yang dihasilkan ialah
[ ñ ].
3)
Konsonan
nasal apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya ujung
lidah dan artikulator
pasifnya gusi. Nasal
yang dihasilkan ialah [ n ].
4)
Konsonan
nasal dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal lidah
dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. Nasal yang diberikan [ h ].
c.
Konsonan
Paduan
Konsonan
paduan adalah konsonan hambat jenis khusus. Tempat artikulasinya ialah ujung
lidah dan gusi belakang. Bunyi yang dihasilkan [ts , d5]. Bunyi [ ts ] ditulis
ch sedangkan bunyi [d5] ditulis dg.
d.
Konsonan
Sampingan
Konsonan
sampingan dibentuk dengan menutup arus udara di tengah rongga mulut sehingga
udara keluar melalui kedua samping atau sebuah samping saja. Tempat
artikulasinya ujung lidah dengan gusi. Bunyi yang dihasilkan [ I ].
e.
Konsonan
Geseran atau Frikatif
Konsonan
geseran atau frikatif adalah konsonan yang dibentuk dengan menyempitkan jalan
arus udara yang diembuskan dari paru-paru,
sehingga jalan udara
terhalang dan keluar
dengan bergeser. Menurut
artikulasinya, konsonan geseran dibedakan sebagai berikut.
1)
Konsonan
geseran labio-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir
bawah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang dihasilkan [ f , v ].
2)
Konsonan geseran
lamino-alveolar. Konsonan ini
terjadi jika artikulator
aktifnya daun lidah (lidah bagian samping) dan ujung lidah sedangkan
artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ s , z ].
3)
Konsonan
geseran dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator aktifnya pangkal
lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak. Bunyi yang dihasilkan [ x ].
4)
Konsonan
geseran laringal. Konsonan ini terjadi jika artikulatornya sepasang pita suara
dan glotis dalam keadaan terbuka. Bunyi yang dihasilkan [ h ].
f.
Konsonan
Getar
Konsonan
getar ialah konsonan yang dibentuk dengan menghambat jalan arus udara yang
diembuskan dari paru-paru secara berulang-ulang dan cepat. Menurut tempat
artikulasinya konsonan getar dinamai konsonan getar apiko-alveolar. Konsonan
ini terjadi jika artikulator aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah
ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ r ].
g.
Semivokal
Bunyi semivokal
termasuk konsonan. Hubungan
antarpeng- hambat dalam mengucapkan semivokal adalah renggang terbentang
atau renggang lebar.
Berdasarkan hambatannya, ada
dua jenis semivokal sebagai
berikut.
1)
Semivokal
bilabial, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya bibir bawah dan
artikulator pasif adalah bibir atas. Bunyi yang dihasilkan adalah bunyi [ w ].
2)
Semivokal medio-palatal, semivokal
ini terjadi jika
artikulator aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit
keras. Bunyi yang dihasilkan [ y].
Cara
mengucapkan atau melafalkan bunyi dalam bahasa Indonesia dapat dituliskan
dengan lambang fonetis.
Contoh
|
Huruf
|
Pelafalan
|
Contoh Kata
|
Lambang Fonetis
|
|
a
|
a
|
air
|
[a i r]
|
|
au
|
aw
|
kalau
|
[k a l aw]
|
|
ai
|
ay
|
intai
|
[i n t a y]
|
|
b
|
b
|
bukan
|
[b u k a n]
|
|
c
|
c
|
cara
|
[c a r a ]
|
|
d
|
d
|
damai
|
[d a m ai]
|
|
e
|
e
|
enak
|
[e n a ?]
|
|
e
|
ε
|
nenek
|
[n ε n ε?]
|
|
e
|
e
|
gedung
|
[g e d u h]
|
|
f
|
f
|
formal
|
[f o r m a l]
|
|
g
|
g
|
gundul
|
[g u n d u l]
|
|
h
|
h
|
harap
|
[h a r a p]
|
|
i
|
i
|
indah
|
[i n d a h]
|
|
i
|
I
|
kering
|
[k e r I ŋ]
|
|
j
|
j
|
Jumlah
|
[j u m l a h]
|
|
k
|
k
|
Kasih
|
[k a s i h]
|
|
k
|
?
|
Rakyat
|
[r a? y a t]
|
|
l
|
l
|
lama
|
[l a m a]
|
|
m
|
m
|
mandi
|
[m a n d i]
|
|
n
|
n
|
nanas
|
[n a n a s]
|
|
ny
|
ñ
|
nyanyi
|
[ñ a ñ i ]
|
|
ng
|
ŋ
|
barang
|
[b a r a ŋ]
|
|
o
|
o
|
obat
|
[o b a t]
|
|
o
|
O
|
tolong
|
[t c l c h]
|
|
oi
|
oy
|
amboi
|
[a m b o y]
|
|
p
|
p
|
pilih
|
[p i l i h]
|
|
r
|
r
|
rantai
|
[r a n t ai]
|
|
s
|
s
|
suara
|
[s u a r a]
|
|
sy
|
š
|
syukur
|
[š u k u r]
|
|
t
|
t
|
taruh
|
[t a r u h]
|
|
u
|
u
|
ulir
|
[u l I r]
|
|
u
|
U
|
taruh
|
[t a r U h]
|
|
v
|
v
|
visa
|
[v i s a]
|
|
w
|
w
|
wanita
|
[w a n i t a]
|
|
kh
|
x
|
ikhwal
|
[i x w a l]
|
|
y
|
y
|
karya
|
[k a r y a]
|
|
z
|
z
|
ijazah
|
[i j a z a h]
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar